"Jadi ada tingkat horor yang tinggi pada pocong. Kalau kematian yang tidak wajar biasanya ada di pocong. Dia juga punya tanda spesifik yang mengingatkan orang mati, yaitu dibungkus kain kafan," terang budayawan, Acep Iwan Saidi dalam perbincangan telepon dengan merdeka.com, Sabtu (5/1).
Tak heran image pocong yang menyeramkan banyak dimanfaatkan berbagai pihak termasuk industri perfilman. Pocong itu seakan sebagai pusat mistis dari berbagai hantu yang mendiami Indonesia.
"Orang yang sudah mati kalau jadi pocong paling tampak mistisnya yaitu orang mati hidup lagi. Itu yang paling laku di jual industri TV," lanjut Acep.
Tentunya hal ini tak lepas dari mitos dan budaya Indonesia. Apalagi dengan mayoritas penduduk muslim maka ada cara membungkus jenazah dengan kain kafan membuat pocong tak lepas dari kehidupan masyarakat.
"Karena pocong itu memang ada cerita yang menyebar yaitu orang baru mati keluar lagi masih di bungkus kain. Masyarakat kita itu dulu membangun semacam mitos orang yang baru mati sangat menakutkan kemudian ini diulang-ulang terus," tutup Acep.
sumber | iniunic.blogspot.com | http://www.merdeka.com/peristiwa/pocong-hantu-yang-paling-mengingatkan-manusia-pada-kematian.html
Home » Dunia Hiburan , Dunia Misteri » Pocong, hantu yang paling mengingatkan manusia pada kematian
Pocong, hantu yang paling mengingatkan manusia pada kematian
Recommended Posts :
- kamu PASTI ngga bakalan NYANGKA kalo BIOSKOP ini di bangun di tempat yang UNIK !!!
- kebusukan tv *ne dan an*v
- Skenario Perjalanan Kehidupan Matahari
- Ini Jawaban Mitos Banyak Korban Tenggelam di Pantai Selatan Jawa
- Ramalan Zodiak Anda Hari Ini
- Pocong di Malaysia jadi hantu nomor dua paling populer
- Bagaimana Suasana Bumi di Tahun 3000 ?
- Serunya Wahana Baru Ancol Taman Impian : Crazy Highest Longest Slide dan Treasureland
- Pocong, hantu yang paling mengingatkan manusia pada kematian
- Inilah 20 Film Baru Unggulan Hollywood dan Jadwal Rilis ke Bioskop
Diposting oleh
Admin
di
17.52
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar - Back to Content