Madzhab Ahlul Bait, hal itu adalah nama samaran dari sekian banyak aliran-aliran Syiah. Dimana setiap aliran Syiah mengklaim alirannya sebagai Madzhab Ahlul Bait.
Yang namanya Madzhab Ahlul Bait itu tidak ada, yang ada adalah Madzhabnya Ahlul Bait, bukan Madzhab Ahlul Bait tapi madzhabnya Ahlul Bait atau akidah-nya Ahlul Bait. Yaitu akidah yang sekarang dikenal dengan nama akidah Ahlus Sunnah Waljamaah. Satu akidah yang berpegang kepada apa-apa yang diyakini dan dikerjakan oleh Rasulullah SAW, Ahlul Bait dan para sahabatnya. kenyataannya para habaib hampir semuanya mengikuti akidah Ahlus Sunnah Waljamaah. Mereka mengikuti akidah itu secara sambung menyambung sampai kedatuk mereka baginda Rasulullah SAW. Jadi jelas Madzhabnya Ahlul Bait adalah Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Bagaimana hukumnya orang-orang yang mengaku sebagai Madzhab Ahlul bait atau pecinta Ahlul Bait tapi memperingati hari Asyura dengan jalan menangis dan memukul-mukul badannya, bahkan ada yang melukai dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai dirinya dengan pedang?
Habib Umar bin Hafidz: “Cinta Ahlul Bait bukan dengan cara memukul-mukul badan!”
Ulama-ulama kita menilai cara mereka tersebut, merupakan suatu perbuatan bid’ah (dholaalah), karena sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah saw.Rasulullah saw bersabda :
“Bukan dari golonganku, orang-orang yang suka memukuli wajahnya dan merobek kantongnya (pakaiannya) serta menyerukan kepada perbuatan jahiliyah.”Dalam sabdanya yang lain, beliau melarang orang-orang menangisi orang-orang yang sudah mati. Seperti yang dilakukan orang-orang Syi’ah sekarang, mereka berkumpul dan menangis bersama-sama, dengan berteriak-teriak, sebentar memuji dan sebentar melaknat serta memukuli badannya.
“Bukan dari golonganku, orang-orang yang suka memukuli wajahnya dan merobek kantongnya (pakaiannya) serta menyerukan kepada perbuatan jahiliyah.”Dalam sabdanya yang lain, beliau melarang orang-orang menangisi orang-orang yang sudah mati. Seperti yang dilakukan orang-orang Syi’ah sekarang, mereka berkumpul dan menangis bersama-sama, dengan berteriak-teriak, sebentar memuji dan sebentar melaknat serta memukuli badannya.
Cara semacam itu adalah cara orang-orang Jahiliyah yang dilarang oleh Rasulullah saw.Dalam kitab “Attasyayyu’ Baina Mafhumi Al Aimmah Wa Mafhumi Al-Farisi” disebutkan : Bahwa orang-orang Syi’ah juga berpuasa pada hari Asyura, tetapi hanya sampai waktu ashar saja.
Berpuasa semacam ini jelas merupakan suatu perbuatan bid’ah, karena tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah saw.
Perlu diketahui bahwa orang-orang Syi’ah dalam memperingati hari Asyura, mereka hanya mengambil dari satu peristiwa saja, yaitu dimana pada hari itu, Sayyidina Husin menjadi syahid di Karbala (Irak). Adapun mereka menangis dan memukul-mukul badannya, sebagaimana yang kami sebutkan di atas, maka menurut pengakuan ulama mereka, adalah usaha mereka dalam menebus dosa-dosa orang-orang Syi’ah yang terdahulu, yang karena perbuatan mereka, Sayyidina Husin sampai mati terbunuh (syahid) di Karbala.
Oleh karena itu kita sekarang memperingati hari tersebut, kita memperingati dengan melaksanakan apa-apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw dimana agar kita berpuasa dan bertaubat memohon ampunan dari Allah atas segala dosa yang telah kita perbuat. Karena di hari Asyura Allah SWT memberikan ampunan (magfiroh) pada hamba-hambaNya yang berdo’a memohon ampunan. Disamping masih banyak lagi ajaran Rasulullah SAW, seperti agar kita banyak bersodaqoh terutama pada anak yatim.
Itulah cara memperingati hari Asyura, sesuai dengan apa yang telah dikerjakan oleh Rasulullah saw beserta Sahabat-Sahabatnya dan sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Imam Ali ra dan Imam Husin ra, serta oleh seluruh Ahlil Bait dan turunannya sampai sekarang.
Oleh karena itu kita sekarang memperingati hari tersebut, kita memperingati dengan melaksanakan apa-apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw dimana agar kita berpuasa dan bertaubat memohon ampunan dari Allah atas segala dosa yang telah kita perbuat. Karena di hari Asyura Allah SWT memberikan ampunan (magfiroh) pada hamba-hambaNya yang berdo’a memohon ampunan. Disamping masih banyak lagi ajaran Rasulullah SAW, seperti agar kita banyak bersodaqoh terutama pada anak yatim.
Itulah cara memperingati hari Asyura, sesuai dengan apa yang telah dikerjakan oleh Rasulullah saw beserta Sahabat-Sahabatnya dan sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Imam Ali ra dan Imam Husin ra, serta oleh seluruh Ahlil Bait dan turunannya sampai sekarang.
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
0 komentar:
Posting Komentar - Back to Content