BERITA LAMA DARI WAHID INSTITUT

Foto silaturahmi anti korupsi dari wahid institut
Silaturahmi Anti Korupsi
Berita ini sebenarnya sudah lama, dan sudah dimuat di beberapa media, yaitu di tahun 2011.    Ini bukan tulisan yang saya buat sendiri, tapi copy dari wahidinstitut.org yang ditulis oleh Nurun Nisa. Tulisan ini bisa jadi bahan masukan bagi para orang tua, karena kurang lebih 6 bulan lagi adalah awal tahun ajaran baru 2013. 

Berita ini adalah satu dari kliping favorit, karena jauh sebelum blog ini ada saya sudah menentang tindakan korupsi, meskipun itu beresiko.  

Lambang wahid institut



Rabu, 30 November 2011 09:57
Silaturahmi Anti-Korupsi Lintas Iman Lintas Generasi
Nurun Nisa'
Satu hari Minggu penuh sepertinya lebih membahagiakan jika hanya beristirahat. Atau pergi ke sanak kerabat. Sama rasanya dengan mengunjungi pernikahan dari teman-teman terdekat. Tapi mereka berbondong-bondong di sebuah gedung di bilangan Menteng Raya hendak ikut mengatasi persoalan maha berat di negeri ini. Mereka adalah kaum muda, para putih abu-abuers, dari Jakarta, Bogor, dan kota-kota sekitarnya. Termasuk mereka adalah para orang tua, para pegiat anti-korupsi , para dialog lintas iman-yang dengan setengah bercanda-disebut sebagai yang "uzur". Ya, mereka menghadiri acara "Silaturahmi Anti-Korupsi Lintas Iman Lintas Generasi" pada Minggu (27/01).
Dalam acara yang digagas oleh MTI (Masyarakat Transparansi Indonesia) dan Kemitraan ini, diharapkan terjadi perjumpaan antara yang tua dan yang muda. Yang tua sudah banyak makan asam garam anti-korupsi dan juga sudah memiliki pengalaman membina ummat.  Namun, para pelaku korupsi juga banyak berasal dari usia di kalangan ini.  Sementara yang muda memiliki antusiasme luar biasa untuk ikut serta memerangi korupsi namun kalah pengalaman dan pengetahuan.  Agar semangat perjumpaan ini semakin kuat, maka Gedung Joeang dipilih sebagai tempatnya. Di sini, demikian sambutan Jamil Mubarok sebagai koordinator MTI, diharapkan ruh perjuangan dalam perjuangan itu ditangkap.  Sementara itu La Ode Syarif, dari Kemitraan, banyak memuji anak muda yang kreatif sekaligus berani terutama dalam soal kampanye gerakan anti-korupsi.  
Predikat kreatif itu layak disematkan kepada para anak muda.  Siswa SMA se-Kota Bogor membuat proyek RUJAK (Remaja Muda Berjiwa Anti Korupsi). Dengan wadah ini mereka memulai kampanye antikorupsi di lingkungan terdekatnya setelah "dibekali" pengetahuan dan pengalaman dalam Youth Leadership Camp "Students Go Anti Corrupstion" 2011 di Panjang Jiwo, Cikeas, Bogor awal Juli lalu. Annur Diana dan Mutiara Ria Untari dari SMA Negeri 58 Jakarta dengan terang-terangan menyoroti korupsi di sekolah-mereka tak menyebut nama-dalam essai berjudul "Pentingnya Pengondisian Konkret untuk Mewujudkan Generasi Muda Indonesia Bebas dari Korupsi". Berikut kutipannya:
"Contoh konkret yang terjadi di salah satu SMA Negeri di Jakarta. Mulai dari awal siswa masuk, lalu diberi kebijakan untk membayar  biaya IPDB (Iuran Peserta Didik Baru) sebesar Rp 3.000.000,00 dan sejumlah seluruh siswa  sekitar 320, jadi total biaya IPDB menjadi Rp 960.000.000 tanpa melihat laporan  pertanggungjawabannya. Bahkan ketika salah satu orang tua murid meminta perincian dana tersebut, justru tidak diberikan dengan alasan takut disalahgunakan".
Dengan realitas ini, sang penulis yakin jika semua siswa sadar dan bisa berpikir tentang ketiadaan transparansi biaya ini. Tetapi mereka tak berdaya akibat terlalu sering berada dalam pengondisian. Kondisi yang dimaksud adalah tidak adanya transparansi sehingga mereka menjadi tidak peka dan menjadikannya biasa serta sebagaimana ikan tidak tahu rasa asin. Pemerintah perlu turun tangan terhadap soal ini, di samping kurikulum anti korupsi.
Pemuka agama salut dengan sikap para anak muda ini. "Serasa mendapat siraman di suasana panas sekarang ini," terang Dharmasilan dari PHDI (Parisada Hindu Dharma Pusat).  Pemuka agama yang lain yakni Kang Maman, panggilan akrab Kyai Maman Imanul Haq Faqih dari Pesantren al-Mizan Majalengka, menyatakan bahwa korupsi telah merusak bangsa kita. Korupsilah yang akan menghancurkan Indonesia, bukan gara-gara berbeda atau Indonesia dilanda bencana-yang demikian, terutama bencana, ini justru menyatukan kita semua.  Korupsi pula sebagai bagian dari politik transaksional yang merusak mental bangsa ini. Satu-satunya pesaing korupsi adalah ideologi transaksional yang mengancam keutuhan bangsa ini sebab wataknya yang gemar membenturkan perbedaan-perbedaan yang ada.
Pemuka agama lain yang turut hadir adalah KH. Abdul Wahid Maryanto. Pengasuh Pesantren al-Kenaniyah di kawasan Pulo Gadung ini menyempatkan hadir di acara silaturahmi meskipun harus kabur sejenak dari undangan pertemuan dengan pihak Kedutaan Besar Norwegia. Hadir juga perwakilan dari perempuan Katolik.
Para pegiat anti korupsi yang hadir terdiri dari pengacara senior, para aktivis LSM antikorupsi, dan anggota KPK. Misalnya Erri Riyana Hardja Pamekas, Dadang Trisasongko, Muji Kartika Rahayu, Bambang Widjoyanto, dan Chandra Hamzah. Bambang Widodo Umar dan Mahfudh MD tutur hadir.
Bambang Widodo Umar, dosen di PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian), menyarankan untuk menjadi pemain yang baik di dalam hidup yang serupa panggung sandiwara ini. "Hidup itu seperti panggung sandiwara. Karena itu kia harus jadi pemain yang baik," tandas Bambang. Pemain yang baik adalah pemain yang bermain dengan sebaik-baiknya, seprofesional mungkin. Jika menjadi penjahat, maka jadilah penjahat yang professional. Begitupun ketika menjadi anggota KPK.
Mahfud MD menyatakan bahwa masyarakat sudah sangat muak dengan korupsi, tetapi masyarakat sudah tidak berdaya apa-apa. Sebagain mereka di antaranya marah, putus asa, dan sebagian lagi memilih optimis. Ke-marah-an itu bisa dilihat dari keputusan para ulama PBNU untuk mengharamkan sholat kepada mereka para koruptor. "Namun yang putus asa segera menanggapinya. Jangan-jangan orang pun disuap biar mau sholat," tambahnya disambut tawa hadirin. Tetapi mereka yang optimis merasa memiliki keyakinan bahwa korupsi dapat diberantas dengan kerja sama berbagai pihak. Itulah yang seharusnya kita pilih sekarang ini.
Acara ini juga ditandai dengan penyerahan buku Kumpulan Esai Duta Muda Anti Korupsi bertajuk "Students Go Anti Corruption". Kumpulan essai dari pemenang lomba menulis untuk SMA bertema "Partisipasi Pemuda dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia" ini diserahkan kepada beberapa tokoh termasuk Rumadi dari the WAHID Institute dan Bambang Widjoyanto yang kini menjadi salah satu kandidat pimpinan ketua KPK.
Acara ini selain ditujukan untuk memperkuat KPK, yang terus melemah pasca kriminalisasi Chandra - Bibit, juga untuk menggalang dukungan pemberantasan korupsi di Indonesia yang justru kian melemah. Dan, tanggal 9 Desember nanti mungkin akan jadi puncaknya, bertepatan dengan hari Anti-Korupsi se-Dunia.
Mari turun ke jalan, kawan!


Recommended Posts :

0 komentar:

Posting Komentar - Back to Content

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))