Warna memiliki kemampuan unik secara sadar atau tidak, direspon oleh manusia. Ada suasana yang dihasilkan sebuah ruang dengan dominasi atau kombinasi warna tertentu. Intensitas cahaya juga berperan dalam menampilkan wujud warna pada ruang. Mengecat bukan satu-satunya cara mewarnai ruangan. Cahaya yang berwarna bisa menjadi alternatif, bahkan, bila dindingnya sudah berwarna.
![]() |
Sumber gambar : http://bit.ly/QeptPT |
Cahaya Berwarna
Cahaya yang berwarna bisa menggantikan peran cat untuk mewarnai dinding. Sumber cahaya diarahkan ke bidang-bidang ruang seperti lantai, dinding dan langit-langit.
Bidang dengan warna netral seperti Putih, lebih bisa menampilkan warna yang dihasilkan sumber cahaya. Untuk mencakup lebih banyak bidang di ruangan, lampu diarahkan miring ke atas, pada sudut ruangan. Lampu bisa diletakkan di atas lantai atau di atas meja bila ingin menjangkau langit-langit yang lebih tinggi.Cahaya yang berwarna bisa menggantikan peran cat untuk mewarnai dinding. Sumber cahaya diarahkan ke bidang-bidang ruang seperti lantai, dinding dan langit-langit.
Prinsip Warna Cahaya
Pencahayaan dengan cahaya berwarna lebih banyak difungsikan sebagai mood lighting atau accent lighting. Sebagai mood lighting, sumber cahaya bisa diletakkan sebagai pengganti general lighting. Sebagai accent lighting, warna cahaya dipakai untuk menghasilkan penekanan pada spot tertentu pada ruangan. Misalnya, pada sudut ruangan yang ingin diekspos atau menyinari sebuah artwork. Untuk memperoleh nuansa yang tepat, kita harus memperhatikan bidang yang disinari. Cahaya yang menyinari sebuah permukaan akan memantul, menimbulkan refleksi. Jika cahaya menyinari permukaan berwarna, efek refleksinya sama dengan warna pada permukaan tersebut. Warna cahaya alami adalah Putih atau biasa disebut netral. Jika cahaya netral menyinari permukaan berwarna Merah, akan menimbulkan refleksi cahaya berwarna Merah.
Pencahayaan dengan cahaya berwarna lebih banyak difungsikan sebagai mood lighting atau accent lighting. Sebagai mood lighting, sumber cahaya bisa diletakkan sebagai pengganti general lighting. Sebagai accent lighting, warna cahaya dipakai untuk menghasilkan penekanan pada spot tertentu pada ruangan. Misalnya, pada sudut ruangan yang ingin diekspos atau menyinari sebuah artwork. Untuk memperoleh nuansa yang tepat, kita harus memperhatikan bidang yang disinari. Cahaya yang menyinari sebuah permukaan akan memantul, menimbulkan refleksi. Jika cahaya menyinari permukaan berwarna, efek refleksinya sama dengan warna pada permukaan tersebut. Warna cahaya alami adalah Putih atau biasa disebut netral. Jika cahaya netral menyinari permukaan berwarna Merah, akan menimbulkan refleksi cahaya berwarna Merah.
Namun, seandainya cahaya berwarna Merah menyinari permukaan berwarna Biru, maka tidak ada cahaya yang direfleksikan karena permukaan Biru hanya akan merefleksikan cahaya berwarna Biru. Cahaya Putih atau netral mengandung unsur warna Merah, Biru dan Hijau. Jika cahaya Putih menyinari bidang berwarna Biru, akan merefleksikan cahaya Biru karena unsur warna Merah dan Hijau tidak terdapat pada permukaan yang disinari. Dengan memahami prinsip dasar warna cahaya, maka refleksi warna cahaya bisa diperhitungkan. Hal ini mempengaruhi usaha menghadirkan suasana yang kita inginkan pada ruangan.
Intensitas Cahaya
Selain warna, intensitas cahaya juga mempengaruhi suasana ruang dan psikologis manusia yang berada di dalamnya. Pada ruangan yang terang benderang, kita merasa bersemangat dan cenderung lebih aktif. Sebaliknya pada ruang yang redup, kita merasa lebih tenang dan rileks. Kombinasi warna dan intensitas cahaya memberikan lebih banyak pilihan mood pada ruang. Misalnya cahaya berwarna Merah, semakin membuat ruang berkesan panas bila dihadirkan dengan intensitas tinggi. Namun bila cahaya Merah dipasang dengan intensitas rendah atau lebih redup, ruangan akan terasa romantis. Intensitas cahaya tidak menghilangkan karakter sebuah warna.
Selain warna, intensitas cahaya juga mempengaruhi suasana ruang dan psikologis manusia yang berada di dalamnya. Pada ruangan yang terang benderang, kita merasa bersemangat dan cenderung lebih aktif. Sebaliknya pada ruang yang redup, kita merasa lebih tenang dan rileks. Kombinasi warna dan intensitas cahaya memberikan lebih banyak pilihan mood pada ruang. Misalnya cahaya berwarna Merah, semakin membuat ruang berkesan panas bila dihadirkan dengan intensitas tinggi. Namun bila cahaya Merah dipasang dengan intensitas rendah atau lebih redup, ruangan akan terasa romantis. Intensitas cahaya tidak menghilangkan karakter sebuah warna.
Lampu yang Efisien
Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan kita memilih sumber pencahayaan berwarna yang tepat, baik dari segi kualitas cahaya yang dihasilkan atau dari segi efisiensi energi. Sebuah “lampu warna” yang baik bisa memenuhi kedua hal tersebut. Penggunaan filter berwarna pada lampu fluorescent kurang efisien dibanding LED. Penggunaan LED sebagai sumber cahaya memungkinkan “lampu warna” menghemat banyak energi. Konsumsi daya LED jauh lebih kecil dibanding lampu fluorescent apalagi lampu pijar. Usianya pun jauh lebih panjang. Malah dengan sebuah lampu, kita bisa mendapatkan beragam suasana yang dihadirkan melalui 16 juta warna yang mampu dipancarkannya.
Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan kita memilih sumber pencahayaan berwarna yang tepat, baik dari segi kualitas cahaya yang dihasilkan atau dari segi efisiensi energi. Sebuah “lampu warna” yang baik bisa memenuhi kedua hal tersebut. Penggunaan filter berwarna pada lampu fluorescent kurang efisien dibanding LED. Penggunaan LED sebagai sumber cahaya memungkinkan “lampu warna” menghemat banyak energi. Konsumsi daya LED jauh lebih kecil dibanding lampu fluorescent apalagi lampu pijar. Usianya pun jauh lebih panjang. Malah dengan sebuah lampu, kita bisa mendapatkan beragam suasana yang dihadirkan melalui 16 juta warna yang mampu dipancarkannya.
Sumber : http://bit.ly/P3P0vx
0 komentar:
Posting Komentar - Back to Content