Siapa pun dan di negara mana pun pasti bingung dan pusing memecahkan masalah kemacetan lalu lintas, seperti kemacetan di ibukota Jakarta dan beberapa ibukota di negara lain. Jalan diperlebar dan dibanyak sudah, Jalan tol ditambah sudah, peraturan tree in one sudah, sarana transportasi umum massal sudah diterapkan, tapi kenapa masih macet? Apa yang salahnya?
Kalau dipikir salah atau benar, jawabannya tidak ada yang salah. Pastilah kemacetan akan bertambah seiring pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Orang berduit khususnya di Jakarta ini makin banyak, kredit dan leasing kendaraan dengan bunga ringan bertebaran, kesempatan memiliki kendaraan seperti mobil atau motor pastinya terbuka lebar.
Secara global di Indonesia dari tahun 2000 hingga Mei 2012 terjadi lonjakan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor sebesar 117%, yaitu dari total 5,04 juta unit menjadi 10,97 juta unit (sumber: antara news ), 68 % berada di pulau Jawa termasuk Jakarta. Luas wilayah Jakarta tanpa lautan adalah 662,33 km² dan jumlah penduduk di tahun 2010 sebesar 9.727.500 jiwa pada tahun 2011 (BPS Provinsi DKI Jakarta). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,] merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia.
Data Polda Metro Jaya menyebutkan akan ada 12 juta kendaraan hilir mudik pada tahun 2011 di jalan Jakarta. Diperkirakan, bila tidak diambil langkah cepat dan tepat lalulntas Jakarta akan lumpuh. Polisi merilis tahun 2010 ini jumlah kendaraan di jakarta mencapai 11.362.396 unit kendaraan. Terdiri dari 8.244.346 unit kendaraan roda dua dan 3.118.050 unit kendaraan roda empat.
Selain memperbaiki dan memperbanyak fasilitas transportasi umum, sepertinya masih ada hal lain yang juga harus dilakukan, seperti pembatasan jumlah kendaraan bermotor. Untuk pembatasan ini memang sulit diterapkan, kecuali ada campur tangan pemerintah pusat.
Ide ini mungkin dibilang ide mustahil alias ide gila, paling tidak ada partisipasi untuk Jakarta yang lebih baik kenapa tidak. Sebagai informasi, ide tersebut bukan hak saya, tetapi diijinkan untuk di publish daripada hanya menjadi file tua tanpa pembaca. Barangkali saja bisa digunakan dimasa Gubernur Jokowi, sesuai pesan penulisnya.
Bentuk idenya sebenarnya sederhana, tapi masuk akal bila diterapkan di Jakarta atau Indonesia secara menyeluruh. Ini adalah SIM elektronik sungguhan yang bukan cuma sekedar elektronik cara pembuatannya. Ide SIM kurangi kemacetan, mencegah terjadinya korupsi dan pungli , serta pencurian kendaraan bermotor.
Silahkan dibaca dibawah ini....
0 komentar:
Posting Komentar - Back to Content